top of page

Tantangan Pembelajaran Jarak Jauh Pelajar dan Orang Tua

Gambar penulis: Anggita Ayu pratiwiAnggita Ayu pratiwi

Diperbarui: 29 Okt 2020


Sumber : Google.com


Pembelajaran jarak jauh yang tiba-tiba tidak hanya menjadi tantangan kepada guru dan dosen, tetapi menjadi tantangan untuk para pelajar dan orang tua.


Saya merupakan seorang mahasiswa yang menganggap pemerintah tidaklah siap dalam memberlakukan pembelajaran jarak jauh. Meski terlihat menyenangkan, nyatanya banyak hambatan yang dilalui. Salah satu tantangannya adalah besarnya penggunaan kuota dalam pembelajaran jarak jauh ini. Meski diberikannya kuota gratis dari pemerintah sebanyak 30 GB untuk anak sekolah dan 50 GB untuk mahasiswa, namun kuota tersebut sebagian besar hanya bisa mengakses forum pembelajaran.


Keluhan tidak memiliki kuota menjadi salah satu keluhan yang paling banyak dielukan para murid, mahasiswa bahkan orang tua. Padahal pada masa pandemik seperti ini penghasilan orang tua menurun. Apakah pemerintah tidak ada keinginan untuk meringankan beban kami dengan memberikan akses internet gratis tanpa syarat akses?


Memang, Operator seluler di Indonesia juga berlomba-lomba memberikan kuota gratis untuk pelajar, namun hanya berlaku untuk aplikasi e-learning saja. Sama halnya dengan kasus kuota gratis dari pemerintah.


Sementara faktanya sekolah dan kampus banyak menggunakan metode pembelajaran yang mengharuskan membuka aplikasi Youtube dan conference.

Saya sendiri harus menghabiskan kuota 500 mega byte untuk sekali melakukan video conference. Sedangkan dalam satu hari tidak hanya satu mata pelajaran yang berlangsung. Bisa dibayangkan bukan berapa banyak kuota yang akan habis dalam seminggu?


Tidak hanya tantangan kurangnya persediaan kuota, metode pembelajarannya juga tidak efektif. Baru-baru ini, pemerintah memberlakukan belajar di rumah lewat TVRI. Turmiyati, Ibuku mengeluhkan metode ini sangat tidak efektif untuk anak-anak.


Dia mengatakan adik saya tidak bisa memahami dengan mudah karna penjelasannya terlalu cepat. Selain itu, TVRI memberikan penjelasan tanpa membagi materinya. Misalnya, dalam satu waktu dia menjelaskan materi yang masyarakat tidak tahu untuk kelas berapa meteri tersebut.


Awalnya guru sekolah adik saya memberikan tugas dan soal lewat materi dan soal dari TVRI, namun karena hampir semua orang tua mengeluhkan ketidakefektifan metode ini, akhirnya guru-guru tidak jadi memberikan tugas lewat TVRI. Bukankah masih banyak yang harus pemerintah lakukan dalam pemberlakuan pembelajaran jarak jauh ini? Agar tidak lagi ada kekhawatiran dan hambatan untuk tenaga pendidik, pelajar dan orang tua.

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Wah, Begini Rasanya Kuliah di Prodi Jurnalistik!

[Anggita Ayu Pratiwi] Suka penasaran gak sih, gimana rasanya jadi mahasiswa jurnalistik? Apa aktifitasnya sehari-hari jadi reporter...

Berlanjut ke Produksi

Setelah sukses menyelesaikan finalisasi 100 naskah, Politeknik Negeri Jakarta kembali di gaet oleh Direktorat kursus dan Pelatihan Dirjen...

11 comentarios


Muhammad Syaikhan
Muhammad Syaikhan
29 oct 2020

Bener banget.. walaupun sudah diberikan kuota untuk belajar.. namun kuota tersebut belum memenuhi kebutuhan dari pelajar dan pengajar itu sendiri untuk melakukan pjj

Me gusta

Yuli Nurlaili Amar
Yuli Nurlaili Amar
29 oct 2020

Bener banget ya ampun. keponakan aku juga gitu

Me gusta

dwicahyo
29 oct 2020

eh tapi 50 GB itu lumayan lohh, setau gua 5 gb nya tuh kuota bebas... ya gak banyak sih emang ngezoom 5 kali juga abis. Tapi lumayan lahh

Me gusta

karin
29 oct 2020

Sebenernya kita tuh antara siap gak siap gitu gak sih buat pembelajaran jarak jauh kayak gini?

Me gusta

Alfina Nur Hayati
Alfina Nur Hayati
29 oct 2020

Aku gak masalah dgn kuota. Tetapi kenyamanan sulit ditemukan di rumah. Lebih asik ketemu temen2. Jadi lebih semangat.

Me gusta
bottom of page